Kuhitung langkahku satu-satu,
barangkali ada yang tertinggal
di sepanjang lorong kota Jakarta
Masih adakah jeritan hati yang terdengar
di antara tumpukan duka dan asa?
Masih adakah yang mau mendengar
dendang suara sumbangku
yang selalu kulantunkan
dalam kepiluan
Bergelut dengan kejamnya ibu kota
Kutepis rasa malu,
terhadap tatapan sinis para penumpang bis kota
Kucoba tegarkan hati yang rapuh
demi menyambung hidup dan masa depan
Kuhitung langkahku satu-satu,
barangkali masih ada yang tertinggal
di sepanjang trotoar ibu kota
di saat panas terik begitu menyengat raga
melemahkan kaki-kaki kecilku yang terbakar aspal jalanan
Di saat senja mulai temaram
Dan kegelapan menyelimuti malam
Guyuran hujan yang kejam
menyadarkanku dari lamunan
Bangkit!
Aku harus berjuang!
Kehidupan ini begitu keras dan kejam
Namun aku harus tetap kuat dan tegar
Karena aku yakin, roda kehidupan selalu berputar
Dan pada suatu saat nanti
Pada suat masa nanti
Aku pasti mampu berdiri kokoh dan dengan lantang berkata
“Selamat tinggal kemiskinan. Selamat tinggal penderitaan.”
Komentar
ijin copas sbgian frase ea
ijin copas sbgian frase ea
Tulis komentar baru