Catatanku ini penuh gemuruh
Pada waktu awan hitam meliuk
Pada saat rupamu lenyap perlahan.
Lukisan duniaku ini penuh dengan fatamorgana.
Hingga kau lenyap di dalamnya dengan samudra yang tak mampu ditebak duniaku.
Pun awan yang berkecimbung lugu, tak daya menyanubarikan mentari bagai Ibu bagai mentari menyinari dunia.
Pun perjalanan di bawah kolong langit kita
Tak bisa menyinggahi tiap hati insani.
Bak harum dosa bagai selembar daun gandarusa.
Seperti para sufi meramal ikal hidup semerbak daun selasih.
Dimana kasturi kan bergugur hari ini?
Biarlah ia berguguran sampai kelopak matamu tak lagi mendung.
Di luar isyarat tubuhmu
Telah kutatap paku mati atas deritamu.
Jangan menangis kau sundal.
Dunia ini hanya boleh ada sandal-sandal yang melelah.
Sementara para jalang yang ucap layaklah menjelma jadi RATU atas para RAJA ..
Demikian catatan sunyi dari beribu catatan pendek.
Pun perjalanan di bawah kolong langit kita
Tak bisa menyinggahi tiap hati insani.
Bak harum dosa bagai selembar daun gandarusa.
Seperti para sufi meramal ikal hidup semerbak daun selasih.
Dimana kasturi kan bergugur hari ini?
Biarlah ia berguguran sampai kelopak matamu tak lagi mendung.
Di luar isyarat tubuhmu
Telah kutatap paku mati atas deritamu.
Jangan menangis kau sundal.
Dunia ini hanya boleh ada sandal-sandal yang melelah.
Sementara para jalang yang ucap layaklah menjelma jadi RATU atas para RAJA ..
Demikian catatan sunyi dari beribu catatan pendek.
Komentar
Tulis komentar baru