Satu malam penuh warna
Tidak gelap tidak begitu terang
Satu malam melepas jiwa
Menari-nari bebas telanjang
Mengembara masuki asingnya sanubari
Yang terindah, yang bergemah
Akan suara hati, akan artinya mimpi
Penuh bintang, bersama rintik hujan
Tatapan sang bulan, hayalan satu malam
Membuang gelisah, pelukan rasa hampa
Tentang hidup diluar kehidupan
Tentang takut di ujung batas ketakutan
Melangkah di atas kertas, mentas tanpa pentas
Secarik putih berpadu, halimun nafsu
Satu lembar, satu rasa, satu kecewa
Dua lidah, dua pasang mata, dua jiwa membisu
Semua tertulis pada lembar pertama mengunci waktu
(Kayu Agung, Palembang. 17 Agustus 2014)
Komentar
Tulis komentar baru