Di telapak kaki Ibu
Masih tergiang petuah nasehatmu, Ibu.
Mungkin, sungai yang dulu mengalir di mata Ibu,
adalah samudera yang ku arungi kini
haluan nasehatmu, arah yang kutuju.
Tak pernah lelah bersama nasehat Ibu.
Kujadikan kayuh dan biduk
membentang layar sehampar Do'a
yang kemarin Ibu lepas berlayar.
Di gemuruh deru buih dan ombak
kurasakan ruh air susu Ibu
mengalir deras di nadiku,
menetes di peluhku
air mataku.
Begitu lapangnya dermaga hati Ibu
rumah tempat segla Do'a bermula
mencari arah haluan ke pulau surga
yang tak lebih mulia dari telapak kakimu.
Medan, 30 04 2013
Abdul Malik.
Komentar
Tulis komentar baru