Oleh: Anton VW & Cinde
Manakala kubaca maalah dan harian
Terpampanglah dunia disana
Penderitaan, kepedihan, keiluan tiada putus-putusnya
Malapetaka, kedurjanaan, sakit penyakit dan dosa-dosa sarat
Dan duniapun membaniri alibi, aib laknat oleh pendosa
Bumipun menerit perih
Luka-luka dengan kotoran di tubuh
Sedangkan,
Langit hanya mampu merunduk diam
Bisa lelap akan segala tingkah laku isi bumi
Kini,
Tangis bumi bergulir
Tercurah jadi hujan bak airmata
Airmata-airmata di ujung Timur, Papua
Dan bumipun turut berduka cita.
Langit merayu bumi dengan lembut
"Jangan kau bersedih, bumi!"
Bumipun gelisah ruah dalam kepasrahan
"Yah, Allah engkau telah Membuang Kami"
menenbus pertahanan kami
engkau telah murkah
pulihkan kami
Hari bergulir pada hari
Namun tiada kunung sudah
pengap yang topang tindih
Dan Benih hitam kian gelap pekat
Diberbagai kota dan desatergerogoti
Oh, Allahku
Jangan Biarkan kami musnah
Pulihkan kami!
Airmata-airmata di ujung Timur, PAPUA.
ELEGI UJUNG TIMUR (III)
- 990 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru