berdiri di tanah kering bebatuan
memandangi gersang tanah kelahiranku
kerikil dan batu-batu sekeras hatiku
giligenting akulah darah dagingmu
di musim kemarau lautmu biru memukau
ombak bekejaran angin menggulung layar
Makna War, berteriak lantang
memberitahukan jika ia telah pulang dari lautan
perempuan berkulit legam hitam aroma madura
menyambut dengan sebakul rindu dan was-was
sebab akhir ini angin darat begitu ganas
meruntuhkan semangat para nelayan
debur suara ombak memecah keheningan
di lautan sepotong rembulan tenggelam
meliuk terlihat dari sampan
bernyanyi Ole-Olang
Makna War,pulang dengan sebakul ikan
sebakul harapan besok akan datang
layaknya batu karang
menantang ombak berselimut angin
Jakarta, 2011
Komentar
Tulis komentar baru