Kulihat engkau
semisal sajak, puisi, amsal, atau apa pun namamu
berlumpur kata berbalut makna
berserak di sepanjang jalan yang kulalui
jadi alas pijakan waktu, tersapu hembusan angin senja
dan ku lihat tanganmu memanggil
"tulis aku dalam nyanyianmu" ujarmu
"aku tak bisa menulis apalagi bernyanyi" jawabku
"ambil dan pungutilah aku di sepanjang jalanmu" lanjutmu
"untuk apa?" tanyaku
" untuk kau ketahui bahwa akulah kata
dengan kata engkau membaca, menyimak, dan memahami kehidupan" jelasmu
"aku tak bisa membaca" ujarku
Lalu kau katakan dengan bijak:
"kau punya mata maka melihatlah
kau punya telinga maka mendengarlah
kau punya lidah maka berbicaralah
kau punya akal maka berfikirlah
kau punya hati maka berdzikirlah
dengan mengerjakan itu semua berarti engkau telah membaca
membaca seperti yang diisyaratkan-Nya!"
Komentar
Tulis komentar baru