Di genangan matamu
Kulihat kupu-kupu menabur mimpi-mimpi malam
Bunga-bunga merah
Bercahaya pada lengkung bibirmu
Seperti halnya sihir
Suaramu adalah mantra-mantra
Yang menghijaukan dadaku yang kering
Cintaku, dalam baris tahun-tahun yang berlari
Hatiku yang parau disusupi kehitaman langit hingga menjadi buta
Ketika matahari menanggalkan daun-daun pada pepohonan
Dan hujan menumbuhkan benih-benih baru
Sesungguhnya pikiranku ingin melepaskan diri ke angkasa
Tapi untuk apa aku terbang, jika sayap-sayap cinta lumpuh di dasar jurang kerisauan
Cintaku, dalam kesedihanmu
Burung-burung camar memasuki hatiku yang sepi
Berontak dan mematuk-matuk jiwaku yang terluka
Sungguh kepedihan ini menjadi bayangan pekat yang menutupi mataku
Sehingga aku menjadi buta
Cintaku, dalam diammu
Kuburu kata-kata yang berloncatan bagai kijang-kijang liar
Yang menari dalam alam khayalku
Tiang-tiang kebencian runtuh, bunga-bunga kebajikan tumbuh
Lalu dengan puisi kumaknai kita bercinta di kamar langit yang jingga.
April 2019
Komentar
Tulis komentar baru