sempurna sudah deritaku, Nai, aku tak tau lagi menghadapkan wajahku entah ke mana padahal aku melepasmu karena merasa sampai kapanpun aku tak akan mampu memilikimu hingga daripada kau tenggelam dalam penantian sementara usia tak dapat kubekap elok kukira mengalah saja menikmati kepecundanganku dalam duga kepenghianatan dalam pikirmu
aku telah terlanjur, Nai, mungkin juga terbuai dalam manjamu yang memabukkan segala harapku yang terlanjur menyerahkan segala hatiku padamu sementara tak cukup sampai di situ, satu hal yang kulupa, aku lupa memantaskan diriku pada mimpiku sendiri
kegagalanku, Nai, kegagalanku tak cukup sampai di situ; setelah cerita pelaminan yang kau singgung di beberapa kesempatan yang sempat membuatku semakin jengah dengan semua ini memupus harapku untuk membawamu ke sana hanya karena kau sudah merasa pantas berias diri dan duduk di sana dengan rentang yang tak dapat kuhitung dengan rumus product moment hingga dengan terpaksa aku melepasmu
dalam kesendirianku, Nai, telah kucoba memupusi satu demi satu janji yang kita ukir dengan menghitung berapa kali satpam akhirat memupus lidahku; tapi petang kemarin aku tergugu pada bolu yang sampai di rumahku kuingat lagi bolu itu yang telah kita siapkan untuk menopang ekonomi keluarga kecil kita yang akan kita bangun kuingat jua modal bolu itu adalah hasil patungan gaji kita yang tak seberapa; hingga balada ini kutulis kumantapkan lagi hatiku telah gagal melupakanmu dan akhirnya aku pastikan tak akan melupakanmu begitu saja
Andam Dewi
Kamis, 7 Agustus 2014
Pukul 02.15 WIB
KEGAGALANKU TERNYATA TAK SAMPAI DI SITU; SETELAH AKU GAGAL MEMILIKIMU SAYANGNYA AKU JUGA TELAH GAGAL MELUPAKANMU
- 1136 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru