Sebelum menjamah hari bersama nada camar nyaring bersiul
Sang fajar masih menyimpan sejuta senyuman simpul
Biasan sayunya merayu di dinding langit kota Pancasila
Yang akan larut dalam kecapan setiap pasang mata
Butiran embun pun seakan mengerti pada seri wajah langit dini
Perlahan ia luruh menyusuri tangkai bunga melati
Mengecil lalu pergi bersama mentari yang kian meninggi
Seraya melabur rona-rona kisah dalam satu kemasan hari
(Ende-Mautapaga, 18/6/2016)
Komentar
Tulis komentar baru