keranda cinta telah aku persiapkan
saat perjalanan ruh pada akhirnya
saat senja :
bergulir waktu di senyap malam
dimana angan tak garang dalam gelora
terkikis mimpi yang satu-satu mulai beranjak pergi
kala pagi datang antarkan salam
pada kepompongku selipkan pesan
aku adalah api yang takkan pernah padam
pada tungku di beranda rumah tua
saat dingin,akulah pemantik hasrat mudamu
keranda cinta telah aku persiapkan
di sisa rangkaian hari yang tak mesti
aku ingin:
menoreh asmara di gelombang bumi
memberi catatan kecil tentang laut
menebar berjuta benih di gunung bukit
sebelum keranda cinta benar-benar di berangkatkan
dengan dua nisan kasih sayang
aku ingin berada di antara-antara
walau namaku tak kau cantumkan
dan sekeranjang bunga tak kau sebar
sebab terlanjur aku:
hidup dalam cincin cinta
hidup untuk gelang cinta
dalam pengembaraan ruh atas nama cinta
kembali pulang di titik pusara segala cinta
sumber dari sumber segala cinta
cinta yang maha pemberi cinta
cinta,...
ya,...
cinta saja,...
*waletisme*
Komentar
Tulis komentar baru