Ku buka Ranah jiwa dalam relung sanubari yang terkoyak,
Ku terkungkung dalam kelopak mata yang tak seberapa lebarnya,
jiwa ini jatuh terluka berdarah dan bernanah,
sayatan sembilu membuatku terkapar dalam jejak yang terbuang.
Cinta itu terasa remang dipandanganku,
lenyap...... dan ahirnya menghilang 'tak berjejak,
ku masih terdiam menatapi puing-puing ambisi,
ambisi yang berbalut kekecewaan.
Aku yang merangkak diatas onak, duri dan belukar,
memapar angan menjulang cita,
separuh nyawaku terbang di ketinggian fatamorgana.
Cinta......
sisa-sisamu tinggallah luka,
menepi di dada yang teramat sesak,
dan akhirnya ohh.... Cinta,
perih ini semakin menganga,
aroma perih ini terlalu menyengat,
'tak tahu kapan pergi berkelebat.
Komentar
Tulis komentar baru