Mengulum bibir saat menduduki ranjang yang reot.
Selangkanganku ingin bersenggama dengan awanmu yang putih kemerah-merahan.
Terasa otot makin kencang ketika terdengar rintihan sendu.
Erangan dan desahan yang penuh alur,
Ketika itu gapura mahkota yang sakti di ddobrak oleh gembong pembawa dendam.
Air mata suka, keringat surga
Berbaur bersama perihnya buah yang merekah.
Untaian waktu kembali memutar
Sang perkasa tak hentinya menegang.
Menguat bagai kawat, menjulang bagai syahwat.
Melati menangis, seraya tersenyum manis.
Bratasena kini mengakak.
Tembok yang kokoh tumbang tanpa lara.
Komentar
Tulis komentar baru