siapakah yang meriuhku, adakah sepi ?
menghalau angin memanah rembulan, dingin
mendesing hingga ke remangnya
sampai saat aku terlepas, benar.
batu ini, yang kemarin aku pegang sudah mulai menghitam
kelamnya menyemburat di dahi
daun mengeriput lembar demi lembar
betapa aku berkhianat pada satu masa, berkali - kali
butir - butir zikir
sebening air mata
Komentar
Saya suka puisi-puisinya
Saya suka puisi-puisinya semut kampung,, saya suka diksinya dan caranya mengalir,, enak banget dirasain =)
trims telah meluangkan waktu
trims telah meluangkan waktu :)
Wooow awesome... Ingin aku
Wooow awesome...
Ingin aku mengerti jauh mengenai sastra
tetes,
sebutir lepas, lepas kutangkap
ringan terbang, terbang kuharap
kuharap Kau rela.
@ yulia : terima kasih, di
@ yulia : terima kasih, di sini kita bisa belajar bareng :)
@ ardhi : terima kasih, semakin erat :)
aku mau tanya, kenapa diberi
aku mau tanya, kenapa diberi judul "naskah hujan" ya ?
terima kasih, pertanyaan yang
terima kasih,
pertanyaan yang sulit saya jawab :)
TERINGAT HUJAN
dimalam yang telanjang
dikelokan jalan yang tak siapapun tahu ujungnya kemana
telah dipaparkannya sejarah birahi
lamat lamat
seleraku
katakatanya mengalir sesuai seleraku
keren
keren
biarlah batu2 itu berkhianat
biarlah batu2 itu berkhianat pd hujan yg menjadikannya akik//tanpa "khianat" maka kata "amanah" tanpa makna.
Tulis komentar baru