Ketika angin siur kearah langit
tampak separuh jejak sangat, berai
menancap ketiang-tiang bumi
di sana ada nisan bernafas, sesak
lagu-laguan semarak jejal
kumandang ditengah pikuk derita zaman
insan-insan bagai ditimbun sekam
senandung lirih mengkirik nadi punnada
dari tepian langit hingga kebibir bumi
rupa-rupa kelam menghojat khalam
kelak, waktu yang karma memagut dirajam
esok yang jelaga adalah pintu angkara
dari bukit tandus syiarku menanduk
datangnya esok yang masih berkelana
untuk roh-roh berkesiuran damai
bila itu adalah hidup, matipun dalam ziarah
@rskp,28082014,,,Jakarta,,
Komentar
Tulis komentar baru