Aku telah menjelajah angin hingga ke keping –keping awan
Sejenak mampir di muara rembulan yang sehabis purnama
Namun tak kutemukan selembar bibir berdiam dipalung hati
Selalu saja camar mencericit sakau, merupa alam menderau sagah
Dari tebing runtuh dan bukit yang ranggas aku merendai mata
Dengan kelopak yang rinai terkadang jalang memangku kedip
Tiada juga kutemui secarik warna lusuh yang tulus diufuk
Masih saja lolongan malam menunggu alam dalam pertapaan
Akhirnya, ku ayun dayung mendayuh ke samudra hati
Yang selagi riuh dalam sepi, hanya riak nafas dalam helaan dada
Tak juga gemuruh bagai guntur yang gugur di tanah basah
Sebab ada secuil cinta dan kasih, yang berdiam dari sebongkah hati
Kuraba dada dengan sentuh jemari kumal, masih sesejuk embun
Kian titis dalam jejak biduk yang melarung lautan teduh, entah
Kuusap raga dengan sungkur batin, meneroka jalan nan panjang
Esok akan melabuhi setiap deretan dermaga penuh asa
********
@rskp, 07102015,,,, Jakarta,
Sumber Ilustrasi Google
Komentar
Tulis komentar baru