Senja telah silam. Kenangan itu terurai kembali dan aku mematut sedih.
Segaris masa lalu membawa hati pada sebuah penghujung. Kebersamaan itu.
Cinta kita yang bersemayam dalam raga, terantuk pada keinginan tak seorang pun mau.
Perpisahan. Sayonara, katamu seraya membuang tatap dan aku terserang getir yang hebat.
Tak ingin ingin kudengar kata-kata itu. Akan tetapi, pada saat yang sama kau tak hendak
meralat ucap. Aku menunggu harap-harap cemas waktu akan menulikan dengarku.
Betapa kini aku telah berdiri pada garis batas titian telah tampak ujungnya.
Ah, kenangan. Akan kubawa kemana sekelumit kisah yang membuatku mati suri? Sungguh
tak hendak kubawa kenangan itu dalam setia ayun langkahku. Biarlah menjauh mengikuti
jejakmu dalam samar cahaya. Tetapi itu tidak pernah terjadi. Seberapa ingin kuenyahkan
selalu saja ia bangkit kembali dalam rupa membuat takut.
Komentar
ya yaa...
asyik....menarik
Mengena sekali :)
Mengena sekali :)
waw
waw
menimati
menikmati kenangan walau itu sangat menyakitkan. :) salam sastra moga berkenan mampir ke berandaku ya (Y)
@<3:)
Kurenungkan
Bahwa cinta itu hanya ada satu
meski di rumah ada seribu cinta
Bersikukuh pada cinta yang satu
karena cinta yang satu itu hanya milik DIA
Beni Guntarman
selalu saja ia bangkit kembali dalam rupa membuat takut
yah..ini bagian yang aku suka"selalu saja ia bangkit kembali dalam rupa membuat takut" terkadang kenangan itu slalu jadi hantu tp terimalah ia krn itu bagian hidup yang hanya cukup kamu senyum ketika ia mulai bangkit lagi
indah...
indah...
kereennn
Kereenn bangeeett!!! Nyentuhhh keren" aku sukaa ..
Tulis komentar baru