seorang bapak dan layangan di tangan menatap
langit bergeming seperti hari-hari lalu tak pernah
berkeping impiannya menunggu tiba saat kepulangan
anaknya menggadai sejumput nyawa pada lilit arus tegangan
tinggi tempatnya bergelayut
seorang bapak dan layangan di tangan mencari arah
angin bertiup lewat atas kepala dan ia tengada
sudah lama ia berdiri di bawah tiang arus tegangan
tinggi tempat anaknya bergelayut hendak
merebut layang-layang tersampir
jiwanya tertebus dan maut menjemput sebelum waktu tiba
ia tanpa kata pamit pergi suatu sore yang remang
dalam tatap berurai air mata ia beringsut menyusut
duka yang tak kunjung berlalu
seorang bapak dan layangan di tangan mematut arah
angin menampar-nampar dan ia bergeming pada cuaca
musim layang yang menyimpan cerita anaknya pergi
sebelum waktunya tiba
Komentar
Tulis komentar baru