bila hujan bercakap
aku teringat pisau kekata
bersayap melunglaiku
hujan menabur aroma
tanah basah
bau kematian melompati
segenap angan
berjumpalitan di udara
kabarkan tentang air mata
yang niscaya tumpah
dibisikkan bahwa
manusia lempung
berbanding kata dalam sajak
yang teguh bersendirian
tanpa ayat dan prosa
jika hujan berbual
kepada kemarau
aku mengingat pagutan
birahi memerahkan
lehermu sebagai apel
teringat pula pekikmu
di malam penghujan
runtuhkan sendi iman yang
dipupuk nenek sejak belia
Liwa, 29 Januari 2007
Komentar
Tulis komentar baru