PESANTREN
Seutas tali hitam berbalut lumut
tergantung sarung tua dan peci hitam basah
ku turuni tangga atap
ku melihat selongsong kotak berdiri tegak
mengantri
deru angin menampar kaca kaca surau
berhembus kepulan hingar bingar
laksana pasukan lebah
menyetor madu kepada sang ratu
terlalu malas, jengkel dan marah juga
ku buka perlahan mata merah
bahwa hari mulai gelap
pertanda ku harus melanjutkan jalan
Ku sadar ia hanya seonggok rumah peot
penjara suci
bukan pula sandiwara
dengan kelakar dusta
lumut oh lumut hijau
diam tapi tertawa
entah bahagia atau merana
dalam sunyi abadi
disiksa oleh rindu
oleh Hamba yang disiksa rindu
Komentar
pesantren
beginilah kehidupanku dulu
Tulis komentar baru