senja di kaki gunung selok
aku mengeja kebesaranmu
keindahan yang kau tanam di pesisir laut kidul
debur ombak yang tak henti
gemuruh angin kian menepi
seolah ingin menjadi saksi
sebelum musim semi
berpasang-pasang anak-anak telanjang menanam benih
tampak dari raut wajah mereka begitu tergesa-gesa
bak pencari ingin beraksi
hingga air putih yang mereka pompa dari rimbun pohon cemara tumpah mubah
anjing-anjing tertawa melihat tingkah mereka
lolongannya memaksa menyudahi semua
merekapun bergegas meninggalkan senja
tanpa raut sesal, tanpa raut berdosa
aah....
mungkin saja itu hal biasa anggap mereka
dan ketika di senja itu
hanya tersisa potret hitam pada indahnya anugrah Tuhan
senjapun berlalu
mencatat sejarah kelabu
yang takan terhapus oleh laju sang waktu
Komentar
Tulis komentar baru