Hanya duduk saja aku disini. Berlinang-linang air mata yang merusakkanku. Bisakah tak kau berlalu begitu saja dari ruangan-ruangan ini? Ku amankan hatiku dari tenggelamnya warna merah. Menyala-nyala berani.
Jika kau regut matahari dari bumiku, maka tak kah kau pikirkan bagaimana kehijauan akan meluap di langit? Setidaknya, ada sedikit rona di sela-sela doaku, apabila dedaunan menghidup disini.
Jika kau putus sinaran rembulanku, bagaimana bisa aku menyentuh bayangmu kalau seluruhnya hanya kelabu? Bagaimana aku bisa melihatmu?
Jika kau tarik segala gravitasimu dariku, bagaimana bisa menangkap bayangmu, siluetmu, yang satu persatu melayang-layang di udara. Tak kuasa lagi tanganku terkatup untuk menutup khayal tentangmu. Bagaimana bisa kau tetap berkata bahwa kau lah yang paling tak boleh terhapuskan?
Jika kau melucuti pandanganku, bagaimana bisa aku telusuri keindahan yang sanggup menerbitkan pelangi di hatimu? Hanya jika kau mau lucuti itu agar aku bisa bersamamu, ku silahkan saja.
Sudah tak sanggup ku tahan ini.
Sudah mati aku merasakan ini.
Komentar
Tulis komentar baru