entah berapa banyak puisi yang tak sempat
menari bernyanyi dan luruh di bola matamu
seruak hati meniris pikir
tentang inginku menabur benih
dan ladang yang kau sempat pertanyakan
akankah kurawat dan kujagai
lalu kakimu menjauh dengan meninggalkan pesat jejak
yang kurasakannya basah
dengan gemeretak gigi dan rintih hati
aku takkan pernah menyerah
takkan
sesisa waktu yang Tuhan masih Titipkan
adalah tunggu hingga suatu hari SuaraNya
memanggilku
pulang
Komentar
Tulis komentar baru