Di ujung ranting, jauh di pucuk pokok cemara
seekor punai coba bertahan dari tamparan angin
sembari menuai serunai makna swara semesta
siang itu, di kawasan taman Faruhumpenai.*)
Punai yang sepagian belajar merentang paruh
berlari-lompat sesekali coba kepakkan ringkas sayap
sembari mulai menuai makna nyali untuk bertaruh
bekal kelak hidup agar sigap mengelak sergap.
Nasib masih arif memberimu waktu
pada pekat rimba sejauh pandang mata
membentang antara Matano-Kasintuwu**)
semayam kerajaan Macaca Tonkeana***)
Dengan apakah kaumaknai kehadiranmu
wahai penerus generasi penerima amanah,
dengan tanya dengan sesal dengan gerutu
atau semata tawakkal sepenuh pasrah?
Dengan apakah kautempuh perjalanan
wahai bayi punai bersayap ringkas,
dengan cinta dengan tekad dengan keyakinan
atau tiada ada semata hanya ikhlas?
Rimba Faruhumpenai, Februari 2010
Punai Di Faruhumpenai
- Puisi |
- sajak tutur |
- religi
- 1442 dibaca
Komentar
Punai Di Faruhumpenai
Bangsa ini, adalah bangsa yang selalu melepaskan punai-punai. Hingga segalanya menjadi punah. Tidak mensyukuri karunia Allah. Semua hutan digergaji dengan serakah. Yang tersisa adalah bencana.
Semoga saja kawasan cagar alam Faruhumpenai dapat lestari. Dan biarlah kekayaan alam yang ada di dalamnya tetap menjadi rahasia.
Tulis komentar baru