Mulailah mengukutuki diriku
Saat semula kau tata meja itu membesar.
Lalu dalam dasar bayangan kakinya
Ingatan kita telah masing-masing terpenggal,
Tapi rindupun belum kau temui
Jika sebelumnya ku-tahu
Kalau disitu seorang pejalan tidur sering berdiri, menarikan puisi.
Juga dalam lelap, membacakan gerak.
Biarlah kubendung lantai itu untuk gemuruh yang kau janjikan.
Karena sebuah jeritan malam ini
Meninggalkan seekor mayat perempuan
Trah apakah yang sedang kau bentuk?
Kudengar kembali derit meja itu seksama
Menjatuhi punggungku dengan akar,
Lalu meniru gerakku bagai reranting
Seperti apa biduk bayangan yang kau coba sentuh?
karena cahaya pun mengutukmu.
Di timur laut bulan terbelah dua,
Sebuah gelombang besar menghantam pohon. Berantakan
Komentar
Tulis komentar baru