Di balik belukar kota
kau menggantungkan mimpi
pada langit-langit gedung
yang katamu merah
Ini salah siapa?
pada matahari kau menatap haru
memendam harapan penuh peluh
"tak ada yang dapat tersimpan
di atas sana"
katamu, sambil mengusap dada
juga pipi merah yang basah
"itu masih merah?"
katamu (lagi)!
Angin mengabarkan lewat harfiah
yang tak pernah kau ketahui
bahwa waktu begitu dingin
tak ada toleransi bagi cita-cita,
kenangan merah yang cantik
akan segera tenggelam dalam hitam
yang paling kau benci
"ibu ku si tukang sampah
yang membersihkan langit,
ayah ku tengah sakit keras
dan hanya terbaring menjaga senja"
biarkanlah hanya warna merah!
sebab hitam bukan warna!
adzan maghrib membentangkan
harapan, mimpi serta cita-citamu
pada langit-langit senja juga hati.
kok marah!
KOTA SENJA, 23 MARET 2013
Komentar
Tulis komentar baru