dan menjelma ia serupa kanak-kanak berebut manja pada rangkul
dan peluk, lelariannnya yang sungguh mengasyikkan menjadikan
detak bukan buruan lagi dan kepada angin kutitip diam di luar sajadah.
zulaika,
semisal malammu yang dilanun menyebabkan lelap diamuk angan
dan praduga, maka kau resahkan pagi yang padaku hanya
sebentuk permulaan hari meski tak ada debar perjumpaan kali ini.
pun rengek harap tak pecah ketika doa menjuluk-juluk langit
sebab aku tak terbiasa membasah-basahi kekurangan. Sungguh
kerianganlah yang tekun meningkah-ningkah menjadikan senyum
segala hatur pada Ia Yang Singgah di ritual yang acap lalai.
zulaika,
sebelum mengartikan apa perjumpaan ini, aku telah rubuh.
kuharab meninggalkan bekas….
Padang, 230811
Komentar
lam knal kang boleh kah sya
lam knal kang boleh kah sya byk blajar ke akang..
salam
saudara Raf FA, kita jg msh belajar disini, sekalian silaturahim sesama penulis2 lain.jd tdk tepat kiranya saudara belajar dari diri saya. disini ada yg lebih senior yg bisa jd rujukan utk menulis karya sastra yg baik, salah satunya kakanda ombi dan edi sst (maaf saya belum mengenal semuanya)jd mari kita sama2 belajar di jendela sastra ini saudaraku, Raf FA....
Tulis komentar baru