Meraka bilang sabar,
Sabar bukan menyebut kita
Mereka bilang selamat,
Selamat bukan untuk kita
Lantang dan lancang
Menekuk lutut
Lemas berkarat
Ajian keberuntungankah
Pelaknat sepihaknya
Ajian pertemanankah
Nafsu penentu itu
Pembalut sialan,
Kau tampung keretakan
Kau basmi juga sekalian
Dasar sialan kau
Manis bibirmu meludahi kita
Tuturmu menyatroni kita
Supaya bangkit kau bilang
Menyakitkan
Dasar pembalut sialan
Cairo, 6 Mei 2015
Puisi ini aku buat karena rasa marahku. Rasa marah akan ketidaksukaanku terhadap keputusan. Yang mana membuatku merasa perlu untuk berbuat banyak hal. Meski tidak sepenuhnya kemarahan itu diambang emosi. Tetapi itu membuatku jadi berpikir lebih banyak lagi. Dan berusaha lebih baik. Terima kasih.
Komentar
Tulis komentar baru