Tuanku yang duduk disana
Yang termenung memikirkan hargadiri bangsa
Lihat kemari, aku disini terjepit bukit- bukit kemiskinan
Aku disini terlempari gunung- gunung kesusahan
Lalu apa yang tuan katakan? “Saya turut belasungkawa”
Apa hanya itu ucapan terindah hasil renunganmu?
Tuanku bumi itu bergetar bukan bergitar,
Bumi itu meneriakan jerit histeri bukan melantunkan petikan senar,
Lihat kesini tuan, perut bayi- bayi itu mengerang karena tiada asi
Perut anak- anak itu bergemuruh karena tiada nasi
Perut ibu- ibu itu menangis karena ditinggal mati suami
Perut ayah- ayah itu meraung karena sudah tak bisa menafkahi anak dan istrinya.
Kemudian apa kau lakukan? Kau hanya dapat berkata “bersabarlah rakyatku, dibalik musibah pasti ada hikmah”.
Apa hanya itu yang dapat kau lakukan?
Garut, 19 September 2009 (29 Ramadhan)
Komentar
Tulis komentar baru