Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
"telah genap sudah, zaman mengawal kerajaan adam.
disetiap peralihannya ia selalu berpesan, untuk tidak menetap tinggal didalam istana.
ia tak pernah diam untuk berbicara, akan kegetiran sang tuan rumah.
nmun karena taatnya rakyat adam pada raja dunia, diambilnya satu persatu perabotan sang tuan rumah, shinggalah habis tak bersisa barang satupun jua.
Dahulu, lebih kurang tiga abad silam, di wilayah Pemalang sebelah utara masih banyak hutan rawa. Tanah daratan yang ada kurang subur. Di tempat itu tinggallah seorang yang bernama Ki Pedaringan.
sesungguhnya hidup itu atas kehendak-Nya. bukan kita yg meminta dilahirkn bukan pula kita yg menginginknnya, menjadi anak mnusia dalam keadaan seperti apa yg telah ditentukan-Nya.
mengenal diri, bukanlh mata brcermin mlihat kelebihan n kkurangan diri atau telinga mndengar dari diri yg lain, pun bukan pula mmprbandingknnya. nmun mngenal diri adalh memahami hakikat diri, ujud n rupanya, yaitu seorng hamba di dlm diri seorang adam. inilh jati diri bangsa adam, mmprjuangkn diri khambaannya untk lepas bebas dari diri kmanusiaannya.
disini..q asing seorng diri. asing saatku sndiri, pun asing saatku dg yg lain.
disini..trlalu sering q ingkari diri, ingkari mereka yg gemar merias rupa n tingkah. brsama mreka snggh q tk tahan, krn bisa q tenggelam di dasar samudra yg mmbinasakan, pdhl q sdng ingn mngambil sumpah janji setia pd diriku yg slama ini acuh n mninggalknku.
sesungguhnya di awal, hati manusia bersih lagi suci. namun dikemudian, ia keruh dan berkarat. seperti itulah hati manusia, berwatak suka meratap dan memelas, berwatak senang menjual dan mengharap kembalian.
oh...bagaimanakah bila manusia tak lg mampu membela dirinya??
sekuat apapun daya manusia menggapai kebahagiaan dunia, tetaplah ia tak kan dapat menggapainya, karena dunia selalu meminta tumbal iman, walaupun jidat berbekas tanda sujud.
melalui pena tak bertinta ini, aku simpan jejak awalku disini. pabila aku tak berbudi, berjalan melenggang tanpa permisi, sedang kita tak pernah saling isi. maka..sambutlah tanganku ini, yang ku ulurkan kepada hati yang sudi . ikatlah erat pertalian silaturrahiim ini..
Komentar Terbaru