Skip to Content

# puisi #poem #poetry #malam

hujan

MEI TENGGELAM

 

Hujan ku tak seperti hujannya Sapardi

Tak sabar menunggu Juni

Mei, ternyata aku sudah tenggelam

Berada dipaling dasar

Kecipak-kecipuk

Aku berkelahi dengan sekitar

Berharap dapat menaklukan gelombang

Nyilu sudah dimana-mana

Tak bisa berenang kang,

Hanya berpegang pada karang harapan

Hiduplah Dalam Puisiku

Aku ingin memindahkan kau

Ke dalam puisiku

Bersama sungai

Yang tak tercemar kata-kata

Tanpa asap pabrik

Tanpa bau pasar

Tanpa galian tambang

PULANG

Teringat hangatnya rumah kelahiran

Terus terang saja ku ingin kembali

Teringat kembali aku masih harus disini

Akan tetapi hati kecil ingin segera pergi

 

Gadisku di Setiap Angin yang Berkabung

Kala itu,

di malam yang sunyi,

ombak menggulung lembut.

 

Gadisku! di setiap angin yang berkabung,

badai seolah tenang di jiwaku.

 

Menelan Diri

Menelan Diri

 


Semua hampir mati

Membunuh diri sendiri

Tidak lagi kita temukan tangga menuju impian

Cikal bakal buku "Di Bawah Rembulan Kesepian"

Kelopak Mata Lucia

Candra Lesmana

 

Warna cemasmu yang perak

Telah menjadi awan

Telah menjadi hujan

Percaya Benar

 

Percaya Benar
oleh : A.S Azhar

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler