Sayang, inilah pada kenyataanya. Kedadamu, seperti direstoran kelewat mewah. Deretan meja – meja makan yang dihiasi karangan bunga diatasnya tertata rapih, memenuhi ruang yang dibiasi temaram, menantiku singgah dengan dugaan-dugaan;
Biarkan aku sendiri! Dunia tak akan memahami sepenuh aku. Sesungguhnya kepalaku semakin labirin dalam lingkaran yang berputar – putar di jalur pulang atau lekas pergi. Ini bukan bayang yang mengiringi langkah menuju cahaya, sebab perjalanan sudah bukan lagi sebagai sebuah petualangan.
Dimeja, secarik kertas kosong itu seperti juga sajadah. Direntangkan ketepi malam, dimana dada memeram doa langsam meranum. Adalah cinta yang lama bersujud, meyakinkan segalanya akan terwujud.
Komentar Terbaru