Pasca—Kontem-pler
Ibuku lebih menyukaiku untuk membawa proses
Oleh karena itu, Ibuku sangat suka berkata-kata, tanpa menjelaskan spesifikasinya:
Jangan lupa shalat
Jangan lupa makan
Mari berhitung
Satu, dua dan berhenti di angka 25
Masihkah tahun depan hitungan tersebut bertambah?
Atau Tuhan hanya akan mengajariku sampai di angka itu?
Lalu rentetan pengemis datang setelahmu
Dengan wajah polos memintaku
Harap cemas akan jawabanku
Fajar Menghilang!
Aku menantimu sebagai bumi yang sekarat
Fajar yang dulu terbit dilangit hati
Membuat hidupku yang gelap
Pagi ini aku menyisir rambutku ditemani segelas kopi
Manis,
Cuit gagak hitam saja berseri sekali
Pagi ini kepul asap kopi membawaku pada peta dan berita
Tanah, tawanlah tawar
Kusampaikan lukaku pada pisau p
Kutulis suara dengan ludah tanpa alinea dalam daging; sebab “harus” diakhiri lewat akibat. Mati; bagiku titik Berhenti seruncing nafas, berhembus khianati nyawa. Hingga derai
Lelaki tua lusuh dan berbau
Berjalan tertatih memasang wajah nan sendu
Bermodal menengadahkan tangan memelas kasihan
Komentar Terbaru