Skip to Content

Puisi Religi

MEMAKNAI BULAN

Bulan merangkak, dari sabit hingga ke tampah mengisi malam-malamku

seperti sebuah magnit, aku terpesona memandanginya, rasa tak jemu

KARPET BIRU MENGHAMPAR

Bergulung ombak, mengejar tepian pantai, dan berderai di batuan karang

JEJAK MALAM

Gerimis kecil, dingin, dan kabut kian ke puncak malam

sisa hujan tadi sore masih melekat di badanku, kuhangatkan

BENING KACA MEMANTUL

Jendela kusam

Percik hujan di kaca

Menempel sore

SUATU PAGI YANG CERAH

Pagi yang cerah

Burung gereja ramai

Di lubang angin

GUNUNG JANJI

Aku bertanya

Kepada kaca bening

Kemana perginya

RENUNGAN SENJA

Jalan mendaki, di punggung bukit senja mendorong bola panas

punggungnya kian membungkuk karna beban hidup begitu berat

LANGIT PATAH DI SENJA HARI

Langit yang patah, mentari dirubung awan, kuyup sekujur tubuhku

terasa perih, luka sembilu di tapak kaki, senjaku pincang tertatih

HAIKU OLEH-OLEH DARI PULAU PENYENGAT

Cindai terindah

Iman lekat di hati

Cahaya wajah

 

SEPENGGAL DO'A DI MALAM SUNYI

Sepenggal do’a terlontar di kesunyian malam

kutatap dinding-dinding membatu, jendela berembun

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler