Skip to Content

Puisi Religi

Lingkaran Kasih Sayang

Duhai  ar-Rahim.
Engkaulah retina bagi jiwaku,
tanpamu; arahku senja, lalu buta.

Kesedihan hidup mengenang masa dari kesepian malam
Engkau tau?

KELOPAK MATA

Ada sesuatu yang tajam pada kelopak matamu

hingga aku pun tertunduk

mengiyakan raut.

 

Mengapa sesuatu yang baru meruntuhkan

sisa-sisa yang lampau?

Metafisik Bahasa

yang terlahir dari pena akan tersimpan dalam angin
bingkai dari makna, antara pola-pola jiwa
menangis, meronta, tertawa
luka adalah tanya; sakit induknya bahasa

Tawanan Sepi

kekuatan waktu terikat lebih menekan-menelan sadar di dasar penjamuan

Menelan Cahaya

keinginan menjelma dari rajutan labalaba
mengikat tanpa pintu
terkunci dalam antara
diam jadi mangsa,
jatuh adalah seribu dari satu pilihan;

Siapa Aku? Tuhan

Syair ini kutulis untukmu Tuhan
kuterjemahkan ayat-ayatMu kedalam tubuhku
saat aku buta akan huruf yang kubaca

episode baru

aku rindu meramu hari dengan katakataku

entah, mungkin pagi ini

 

selaksa pesan yang mengalir melalui jarijemariku

masih terngiang jelas

KURAPATKAN DAHIKU

kurapatkan dahiku diatas sajadah baru yang engkau belikan di tanah suci...Fani

terasa hangat ditengah dingin subuh yang sepi

sepertinya hatiku terbelah dua

MIMPIKU

tak usahlah bidadari bersayap

lumayan dengan perempuan yang matang

bikinkan aku kopi setiap pagi

duduk manis diujung ranjang

Puisi-puisi Pendek Si Pejalan (4)

Kutapaki Pelataran-Mu (4)

oleh edi sst

 

Menapaki pelataran-Mu

di raudah tak kutemukan selendang bidadari

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler