Kursi bambu tua dalam wisma ini...,
adalah teman disaat harapan pecah berkeping penuhi anganku
Kau tak mungkin tau..,
dua detik yang lalu se-ingatku
Hujan-mu basah dalam tirai angan-mu..,
mengadu pada semak yang lembab....,
gelap berselimut mendung malam....,
Terkurung senyap...,
Jiwa-ku.....,
mengapa engkau menangis...?
apakah engkau telah menemukan kelemahan-ku...?
Kabut tebal pertanda musim akan berubah
Bunga-bunga hanya tinggal tangkai
Daun-daun berubah warna kuning kering
Tiupan angin membawanya terbang
Dia terus berjalan
Namun tanpa tujuan
Malam gelap
Semua tertidur lelap
Matanya tersayup-sayup
Hanya lampu jalanan yang hidup
Sayang
Aku tak ingin sampaikan
Rasa yang ingin aku sampaikan
Maaf, sayang
Ini rahasia
Mereka yang tiada duanya di dunia.
Mengisi perutpun harus dengan mengais sampah,
kardus dan koran untuk alas tidurnya,
bagi mereka itu sudah cukup mewah.
Kata ibu hal hal-hal bahagia itu sederhana,
dan kelak aku pasti dapat menikmatinya.
Seperti pada suatu pagi,
Kini aku tak terlalu suka,
berdiam diri lebih lama,
menyumpal kedua telinga,
mengangguk-anggukkan kepala atau hanya sekedar menggelengkannya.
"Dury"
Dibawah langit-langit kain parasut
Tempat aku berteduh
Beralaskan terpal, kain selimut
Aku bergulat menahan dinginnya malam
Komentar Terbaru