Mereka yang tiada duanya di dunia.
Mengisi perutpun harus dengan mengais sampah,
kardus dan koran untuk alas tidurnya,
bagi mereka itu sudah cukup mewah.
Mereka yang tiada duanya di dunia.
Mencoba untuk tidak meminta.
namun para penggenggam harta berlebih malah berlagak buta,
menyalahkan nasib mereka .
Mereka yang tiada duanya di dunia.
Tak juga mengerti tentang nasibnya,
bahkan tentang mimpi yang selalu kandas,
bagi mereka yang terpenting esok masih diberi nafas.
Meraka yang tiada duanya di dunia
Berharap merekalah generasi terakhir,
penggenggam takdir para manusia kikir.
Komentar
Mantap, Mbak, karyamu.
Mereka yang tiada duanya di dunia
tidur dihantui wajah pemerintah
Mereka yang tiada duanya di dunia
berdialog dengan detak jantung
yang semakin melemah
Mereka yang tiada duanya di dunia
masih bisa tertawa dalam canda
meski darah menjadi air mata
Mereka yang tiada duanya di dunia
mengarungi sungai plastik
dan kita
bertanya-tanya pada para penguasa;
tahta dan hartakah yang kau bela
atau
suara mereka?
Waa
Waah, ini mah lanjutan puisinya yang keren, hehe terimakasih mas Tio sudah sudi mampir..
Wowowowowowo
Mbak, calon SS itu apa?
mak nyosss
Mereka yang tiada duanya di dunia
tak tahu harus menelan apa
mereka yang tiada duanya di dunia
menangis dalam tawa
menderita diapit bahagia
jika saja yang duduk tahu
tentang mereka yang tiada duanya di dunia
Hehe
Mas Tio : sarjana sastra, mohon doanya yaa hehe
Ac Ruddin : terimakasih untuk lanjutan puisinya, salam budaya..
SS
Semoga menjadai SS yang produktif dalam karya dan kualitatif dalam makna, dan terus kutunggu karyanya
Wah
wah, calon SS :)
di univ. mana, Mbak?
semoga kelak univ kita bisa bertemu untk membahsa dan mengkaji sastra.
@Mas Tio : insyaAlloh, semoga
@Mas Tio : insyaAlloh, semoga bisa bertemu, tetapi saya sastra inggris mas, hehe di Jendral Soedirman Purwokerto..
@Abu : aamiin, aamiin ya Rabbal 'alamin..
gak nyangka
gak nyangka klo sastra inggris, saya pikir sastra Indonesia
iyaa, hehe
iyaa, hehe
alhamdulillah. akhirnya
alhamdulillah. akhirnya menitik juga 'puisi-puisi' itu ke anaknya. bapakmu itu pensiunan sastrawan.tapi jangan hanya menitik. terus titik. koma lah ya, biar ada terusannya
Om Edy
titik-titik itu bukan dari bapak, melainkan dari pamannya, Edy Suwarno.. hehe Om Dy kok tau Ndaru nulis disini?
Sastra Inggris?
Salut untuk Anda :)
Semester berapa, Mbak?
Salam sastra!
=D
Saya sudah tua Mas Tio, hehe jangan ditanya semester berapa, saya semester akhir, doakan yaa, semoga Maret atau Juni 2013 nama di belakang saya bertambah :)
Tulis komentar baru