Terbesit sebuah kerinduan, kepada meja kenangan itu, meja merah bermemori.
Dia dengar ceritaku. Penuh harapan indah di masa yang akan datang.
Ini tentang cita - cita yang terkumpul, terbentuk, menjadi gunung raksasa. gunung yang luar biasa hebatnya. Disana aku bersandar. Saat kesepian mengerubungi, saat air mata datang menyapa. Disana kutulis cerita, kutulis cinta, dan kutulis bahasa jiwa. Kutulis harapanku yang menjulang, menembus partikel awan.
Meja merah bermemori.
Masihkah kau kujumpai sama?, seperti saat aku bemukim. Masihkah kau terlihat sama?, dengan keramaian harapan, dengan segunung cita - cita, dan dengan simbol cintaku : Nada Adiffa.
Komentar
Tulis komentar baru