Kita, serupa langit membiru. Lapang dan luasnya tak berjarak oleh tatap mata kita yang beradu. Tentulah itu rindu. Sejauh jari jemari kita saling beriringan. Tak ubahnya perjalanan yang selalu kuimpikan.
Kamu, serupa bumi yang membentang. Ada banyak nyawa tersimpan di selubung paru paru. Mungkin ini tepisan perjalanan kisah kita. Timbul tenggelam dalam rupa rupa dupa.
Tak apa. Manisnya cintamu kepada Nya mengajarkanku setia. Hidup dengan ketenangan kasih dan sayang. Dan aku mulai terbata bata. Berkata kata, tersekat di ujung lisan. Dadaku menggelinding. Diantara riuh euforia cinta kita berdua.
Untukmu dengan rasa cinta yang tak terbilang. Dalam satu ikatan cinta kita yang makin menua. Sungguh diri ini akan selalu setia. Tetap disisimu hingga di dunia 'sana.
12 Maret 2018
Komentar
Tulis komentar baru