Berjalan ku menapaki setiap jalan aspal yang penuh kerikil, meneti setiap pohon-pohon duri yang teruntai melintang di muka fajar yang kian ku pijakan langkah ini kian dalamlah duri itu menancap. Mencium setiap amisnya cucuran darah yang memenuhi kaki jalan. Meneruskan rasa perih dan jijik ini hingga ke perapianku. Ku lihat dalam perapian itu untaian cerita tatkala sang Khaliq menciptakan bumi dengan penuh kasih... Mencucurkan setiap kebajikan ketika Engkau menyusun kehidupan Melengkapi setiap ciptaan-Mu dengan begitu sempurna Ketika Engkau menciptakan hawa sebagai pasangan bagi adam Memasangkan sang malam dengan sang siang Saat mempersuntingkan api dengan air Mengikuti setiap cahaya dengan bayangnya Membertemukan embun puncak gunung dengan keelokan air samudra Melengkapi setiap daun yang berguguran dengan seekor cacing yang setia Yang terus memperdalam dahaga dari pandangan terhadap perapian itu. Yang lalu membakar ke dalam pikiran dan menuntunku tuk meninggalkan perapian ini dan menanggalkan jubah kegelapan yang slalu ku banggakan. Setapak demi setapak langkah ini menginjak duri-duri itu lagi, tapi kini aku berjalan ke arah yang baru, arah yang tak pernah ku tuju. Meniti perjalanan terjal melalui jurang asa demi menyentuh dinginnya air sungai embun yang tertatah pada himpitan kaki gunung yang menembus putih sucinya awan yang bergumul. Ku luruhkan setiap lelah yang ku pijak, ku hapuskan setiap perih amis yang ku cium, ku basuh setiap bara hati yang kau hidupi, dengan elok dan dinginnya sungai embun ini. My Creation, Ridwan (daeryu) Bandung, Senin, 09, November, 2009
Komentar
Tulis komentar baru