Di manakah kehidupanku dahulu?
Tempatku mengukir jalan kehidupan
Tanpa sebuah nista yang menemani.
Mengapa semuanya buram?
Asalku yang bernaung tentram
Harmonis menjadi pelipur
Semua buyar dengan sekejap.
Semuanya tak lagi kukenal
Asalku sendiri telah lupa
Diriku hanyalah orang asing
Tak pernah lagi dikenal.
Apakah semua salahku?
Terkadang diri ini menjerit,
:Tuhan siapa aku sebenarnya?
Tuhan juga tak peduli
Aku terbiarkan tercaci
Merinding dengan sebuah nasib.
Kini aku ternistakan
Dari asalku sendiri.
Sumenep,2017
Komentar
Tulis komentar baru