di mana lagi aku harus berpaling dari murkaMu
sorot tajam mata belati
menusuk hingga ke jurang hatiku
Kau yang telah menata hati ini
telah pula memporakporandakan
setelah kepalsuan menjadi lambang hari-hariku
membasahi sajadah dengan derasnya amarah
duhai Engkau yang tak pernah berakhir
sebelum Kau akhiri hidupku dengan sakit menyiksa
biarkan aku bertobat
membakar dosaku dengan kalimahMu
dengan belaian suciMu
dengan alunan pepelingMu
karena mungkin aku hanya punya sempat
sekarang ini saja...
Semarang, 30 Nopember 2013
Komentar
menyentuh
puisinya bagus bisa mengingatkan orang
aku menulis hanyalah membuang hayalan tak benar
bila ada yang salah mohon di mengerti
Terima Kasih untuk Fatwa Rizqi Marbun
puisi adalah apa yang tertulis, apa yang terucap... semoga semua bisa menjadi pengingat hati untuk tetap menjadi pribadi yang terbaik
Tulis komentar baru