senja ini telah berbuih
dusta-dusta malam menggelembungkan samudra
kita terperangkap dalam kebimbangan yang hebat
hingga tak mampu mengupas hakekat cinta
kemanakah cinta yang dulu kuterbangkan
membumbung ke langit-langit impian
menyusup di ketiak malam
kemanakah cinta yang dulu berserakan
diantara jutaan bintang gemerlapan
senja ini jauhi mentari
mendekati rembulan yang menyendiri
angkuhnya menerbitkan duka lara
membakar langit yang tak lagi mempesona
kutahu segalanya penuh liku
tepian bumipun tak lagi berbatu
belati di tangan menahan amarah bisu
senja berlalu
cinta berubah aksara
mendendam dalam jeritan sukma
episode ini menikam rembulan
melahirkan fitnah nan kejam
terbungkus kebusukan hati
menyatu dalam hening sepi malam
kemana lagi kepercayaan itu
sementara hati tak lagi sejalan
benua darah menganga
cinta kita melebihi buasnya durjana
Semarang, 29 Nopember 2013
Komentar
NUKILAN CINTA
seperti terbius membaca puisinya, Mas....
dari larik pertama hingga larik terakhir tersusun ide yang apik dan imajinasi yang tajam dalam memproklamirkan rembulan yang tertikam, seperti kehilangan kepercayaan kepada sesama, ini yang dapat saya artikan, meskipun mungkin meleset, tapi ide puisi ini sangat bagus.....
Salam hangat Jendela Sastra dari Tanah Batak......
=@Sihaloholistick=
Cinta ya soal cinta....
Cinta ya soal cinta bukan cuma cerita tentang soal asmara anak muda, cinta memiliki spektrum warna yang sangat luas....bagai sebuah mata air, cinta bersumber di dada (hati)...mengalir bersama darah ke seluruh tubuh sehingga mempengaruhi gerak kehidupan kita, dalam degup jantung ia mencari sosok dirinya....cinta pada level yang terendah adalah cinta yang bersenyawa dengan hawa nafsu, dan cinta pada level yang tertinggi adalah cinta kepada Sang Pemilik dan Pemberi Cinta....cinta kepada sesama insan berada pada level tengah-tengah, pada level ini cinta bagai bola, bisa jadi ia jatuh ke level terbawah dan bisa jadi ia melambung tinggi hingga hati menghampiri-Nya! Salut bung, puisinya bagus dan inspiratif!
Beni Guntarman
Tulis komentar baru