Skip to Content

Cermin Bangsat

Foto Ra Steivfater

Aku melangkah seiring dentam-dentam bimbang mengumandangkan seruan perang

Pintu kamar ini

Di mana batas perawan dan pelacur lebur dalam duri hasrat yang mengepakkan sayapnya

Dan kuhadapi kedua mata sang cermin yang sebening dosa

 

Oh rupanya Hari-hari telah memutihkan cermin muda yang kemarin dibuai buram itu

Maka bisa kukatakan kepadanya

Anjing kau

Brengsek kau

Bangsat kau

 

Dan dia pun membalas

Anjing kau

Brengsek kau

Bangsat kau

 

Persetan

Aku seorang narsistik

Dahagaku tak terlipurkan sekalipun aku punya segunung air terjun

Rasa, yang kata orang-orang cinta ini

Membabi buta dalam keinginan untuk mencecap mata air yang mengalir dari sudut-sudut tubuh sang cermin

Kala aku diperkosa kedua mataku sendiri

Mata-mata yang senantiasa mempermalukanku itu

 

Lagi-lagi persetan

Aku seorang masokis

Aku menagih walau luka dan bisa yang kau ailiri ke dalam tubuhku

 

Kau yang kucinta

Entah berapa kali lagi aku harus mengutuk

 

Kutatap lekat-lekat bayangan diriku yang terpantul di cermin itu

Dan aku pun berbisik

'Ya Tuhan... sebangsat itukah diriku?'

 

Yogyakarta, 2018

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler