Ketika diujung malam aku dibakar cemburu
Aku harus mengaku bahwa itu adalah cemburu kita
Karena jika cemburu hanya ada padamu
Tidak mungkin cemburu tumbuh menjadi cinta
Demikian juga ketika setiap senja kita bertemu
Kita berpeluk mesra dalam kegelapan mihrab
Kau bercerita tentang hidupmu yang juga hidupku
Sebab yang berakibat dan akibat yang menjadi sebab
Ujung malam dan ujung siang kita membuat janji
Membaca perjalanan duabelas dan duabelas
Dalam tiap helaan nafas
Aku tidak bisa berkata-kata lagi
Semuanya sudah sangat jelas
Aku lepas
201608151106_Kotabaru_Karawang
Komentar
Tulis komentar baru