aku bukan presiden yang mengemas penurunan harga BBM sebagai prestasi kerja ketika di kemudian hari membuat harganya melonjak lebih gila...
Bukan pula penyeru suara-suara rakyat dijalanan yang mengesampingkan intelektualitas akademisi dengan menuhankan anarkisme...
..
cukup sudah "permainan" ini..
kami muak..
dan kami tetap,
lapar..
► ditulis oleh Jabrik pada: 31 Maret 2012; jam 1:55 ◄
Tulisan ini saya buat, ketika di Jakarta terjadi demo besar mahasiswa anti kenaikan bbm pada tanggal 26-27 Maret 2012 yang menelan banyak korban. Seharusnya isyu kenaikan bbm jangan dijadikan komoditi politik oleh segenap komponen bangsa, termasuk media, parpol dan mahasiswa.
Orang miskin tidak butuh bbm, karena mereka jelas tidak punya Vario, Tiger, Ducati, Xenia, Avanza, Innova, CR-V apalagi Alphard. Mereka hanya butuh jaminan harga sembako tidak naik, jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan perumahan dan jaminan tempat usaha. Jadi itulah yang sesungguhnya lebih dibutuhkan oleh orang miskin.
Yahh memang.. segalanya yang dibutuhkan atau diperuntukkan untuk rakyat kecil (Jaminan tsb.) ada yang telah disalahgunakan oleh oknum-oknum penyelenggara negara (mulai dari Lurah sampai Gubernur. Juga dari parpol, dprd sampai mentri), dengan kata lain dikorupsi dengan berbagai macam modus korupsi baru. Sehingga keperuntukannya tidak terlihat atau dirasakan dampaknya secara langsung oleh rakyat kecil.
Sungguh IRONIS negri ini..
by. Suswanto Jabrik (UMB Jakarta exp.'98)
(lihat sumber asli)
Komentar
BBM
betul bang! penurunan bbm bukan solusi atau prestasi kerja seorang pemimpin,, apalah artinya semua bila harga bbm sekarang mencekik rakyat miskin!
Tulis komentar baru