Mesramu
seperti kita hidup di sebuah negeri
seratus tahun yang selama itulah rasaku
tak pernah habis dan luntur
roh derita akan kita tempuh
kubiar angin malam bersama runtuhnya gairah rangsang
membelai celah-celah aku
hanjut di deras lautan berapi di kamar
aku nikmati panggil mesra itu disaat aku terbuai dini
hampir tawar tak pasrah
entah sampai dimana tak berakhir
dendam nafsu aku tunggu
selumatilah aku
dengan sentuh itu
wahai sayangku tabur aroma kewantaan
aku berawal dari lembutnya senyummu
Komentar
Tulis komentar baru