Kritik sosial dalam kehidupan
Aku pelihara seekor Luak alias Musang sejak dari kecil,aku kasih makan nasi biasa kami makan kadang kasih roti. Kalau mandah ke proyek satu minggu pulang aku beli oleh-oleh buat anak dirumah kadang makan siap saji, nama orang dari proyek berrapa hari tak dirumah ha ha ha bang Toip juga aku. Luak aku asih juga piza hot dan berger. Kadang istri marah melihara si luak ini. Istriku barkata “ lapihan lah Musang itu ke parak kembie” parak kambie artinya kebun kelapa kerena istriku orang Pariaman “Tar biar saja dia lepas sendiri” kataku. Aku kasih nama luak itu namanya karambie logat Padang bukan logat Pariaman
Si karambie sudah umur setahun badannya sudah besar. Aku bikin kandangnya besar , mata leletan meliha ayam mau dia santap. Pada suatu hari Si karambie lihat ayam Joggo dan ayan betina lagi kawin di depan kadangnya. Si karambie berkata tar gwa santap lu berdua. Si ayam menjawab kook kook karambie kau masih menjando. Satu malam aku abis buat puisi ke Fb cari angin keluar sekarambie lepas dari kandangnya. Kerena si karambie dia sudah akhirbalih sudah bias pacaran. Tak tahunya bawa betina delapan ekor ,dasar si karambie. Lalu mengajak ke delapan pacarnya cari mangsa. Mencari sepasang ayam kawin di depan kadangnya tempo hari
habis subuh si karambei pulang sendiri masuk ke kandangnya. Siangnya orang punya ayam datang. Mencari ayamnya yang hilang. Si karabei tak tertuduh dia masuk sendiri ke kandangnya. Oi kau Karambie sogok berapa juta si artis. Kau bair berapa hukum di alam binatangmu pakai pengacara ya
Dasar karambie
Komentar
Tulis komentar baru