Di ufuk langit, gelap memenggal senja
Memuncrat darah segar merah jingga
Menempel pada sudut wajah langit saga
Ketika menetes ia ke bumi
Menggenang malam di hati
Gelap menyelimuti diri
Gelap menggurita
Gelap merayap jauh hingga ke mata
Gelap menyusup ke ruang jiwa
Dalam gelap jiwa meraba-raba
Dalam gelap jiwa coba membuka mata
Dalam gelap jiwa melihat segala dosa
Bagai benalu pada pokok randu
Gelap menggerogoti batang waktu
Menjadi layu makna hidupmu
Bagai tanah gundul yang terkikis hujan
Gelap menimbun aliran sungai kehidupan
Mati alurnya bagi amal masa depan
Bagai ombak pasang bergerak menepi
Gelap mengkikis bibir pantai sunyi
Menjadi luas lautan derita diri
Lalu ketika pasang laut menyurut penuh
Gelap menghanyutkan cinta dan rindu hingga jauh
Timbul-tenggelam ia dalam arung ombak jenuh
Bagai batang pisang, senja di penggal
Buntung dan tumbuh kembali seperti asal
Terus begitu hingga waktumu hilang sesal
Malam pun menggenang darah
Gelap lautnya berbatas fajar merah
Matahari pagi pun merekah
Pagi menggeliat, siang pun melompat
Menggiring senja berjalan hingga ke tempat
Gelap 'tlah menanti 'tuk memenggalnya hingga tamat
Komentar
Tulis komentar baru