Skip to Content

Dua Orang Malam dan

Foto Rendy Aditya Prayoga

“Subagyo bilang; perempuan begitu akrab dengan mati, dan berani menempuh alam tak diketahui. Lalu apa yang kau sedang jelmakan puan?”

Semalam kamu datang, katamu minta diperhatikan
Yasudah aku bikinin puisi lagi, aku tak haru lagi.
Lalu seperti tak berhuni tiba-tiba saja ode itu kau kembalikan,
Kuburmu terulang. Lantas kalau aku pergi lagi?
Siapa yang dibiarkan menangis sampai habis nafasnya.
dengar bisik ini; 
“Biarlah lekas-lekas sajak itu menemukan jawaban sendiri”
Karena jawaban sesungguhnya tak dipaksakan ke sebuah kekosongan.

Di malam itu pertama kutanya padamu, apa masih puisi agamamu? Kau diam.
Yasudah gini-gini aku masih bisa cabul, aku tak puisi lagi
Mari kita bergunjing. Kau mau ati atau ampela?
Sudahlah jangan malu, kita sedang makan berdua
Apa yang kubeli itu sepasang. Kalau kau suka ampela 
Biar hati itu untukku.
Tak mengapa nanti kau bilang aku 
“Dikasih ati minta ampela”

Sudahlah jangan menghitung aku dalam tidur
Karena terjaga itu tak baik untuk umur
Biar tiba-tiba besok pagi ada yang tertinggal dalam kasur
Kalau semalam aku sudah setubuh disitu 
Lalu di sepanjang bungkusan itu
Kita pernah menyala-nyala


Surabaya, maret 2015

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler